DASAR-DASAR
PENGUKURAN
Nama :
A.Marwah
1.
Jelaskan
pengertian pengukuran tunggal dan pengukuran ganda?
Jawab :
·
Pengukuran tunggal adalah
pengukuran yang dilakukan satu kali saja. Ketidakpastian pada pengukuran
tunggal ditentukan dari setengah skala terkecil dari alat ukur yang
digunakan.
·
Pengukuran ganda dilakukan lebih dari satu kali (n
kali), dimaksud agar diperoleh data perolehan yang mendekati sempurna ketelitiannya.
Pengukuran ganda dilakukan untuk besaran yang sulit diukur jika hanya satu
kali, misalnya kecepatan suatu benda dan sebagainya.
2.
Jelaskan
mengapa suatu pengukuran selalu dihinggapi ketidakpastian!
Jawab : Secara umum penyebab ketidakpastian hasil pengukuran ada tiga, yaitu kesalahan umum, kesalahan sistematik, dan kesalahan acak.
Jawab : Secara umum penyebab ketidakpastian hasil pengukuran ada tiga, yaitu kesalahan umum, kesalahan sistematik, dan kesalahan acak.
1) Kesalahan
Umum
Kesalahan umum adalah kesalahan yang disebabkan keterbatasan pada
pengamat saat melakukan pengukuran. Kesalahan
ini dapat disebabkan karena kesalahan membaca skala kecil, dan
kekurangterampilan dalam menyusun dan memakai alat, terutama untuk alat yang
melibatkan banyak komponen.
2)
Kesalahan Sistematik
Kesalahan sistematik merupakan kesalahan yang disebabkan
oleh alat yang digunakan dan atau lingkungan di sekitar alat yang memengaruhi
kinerja alat. Misalnya, kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan komponen alat atau
kerusakan alat, kesalahan paralaks, perubahan
suhu, dan kelembaban.
a.
Kesalahan Kalibrasi
Kesalahan kalibrasi terjadi karena
pemberian nilai skala pada saat pembuatan atau kalibrasi (standarisasi) tidak
tepat. Hal ini mengakibatkan pembacaan hasil pengukuran menjadi lebih besar
atau lebih kecil dari nilai sebenarnya. Kesalahan ini dapat diatasi dengan
mengkalibrasi ulang alat menggunakan alat yang telah terstandarisasi.
b.
Kesalahan Titik Nol
Kesalahan titik nol terjadi karena
titik nol skala pada alat yang digunakan tidak tepat berhimpit dengan jarum
penunjuk atau jarum penunjuk yang tidak bisa kembali tepat pada skala nol.
Akibatnya, hasil pengukuran dapat mengalami penambahan atau pengurangan sesuai
dengan selisih dari skala nol semestinya. Kesalahan titik nol dapat diatasi
dengan melakukan koreksi pada penulisan hasil pengukuran.
c.
Kesalahan Komponen Alat
Kerusakan pada alat jelas sangat
berpengaruh pada pembacaan alat ukur. Misalnya, pada neraca pegas. Jika pegas
yang digunakan sudah lama dan aus, maka akan berpengaruh pada pengurangan
konstanta pegas. Hal ini menjadikan jarum atau skala penunjuk tidak tepat pada
angka nol yang membuat skala berikutnya bergeser.
d.
Kesalahan Paralaks
Kesalahan paralaks terjadi bila ada
jarak antara jarum penunjuk dengan garis-garis skala dan posisi mata pengamat
tidak tegak lurus dengan jarum.
3)
Kesalahan Acak
Kesalahan
acak adalah kesalahaan yang terjadi karena adanya fluktuasi-fluktuasi halus pada
saat melakukan pengukuran. Kesalahan ini dapat disebabkan karena adanya gerak
brown molekul udara, fluktuasi tegangan listrik, lkitasan bergetar, bising, dan
radiasi.
a.
Gerak Brown Molekul Udara
Molekul udara seperti kita ketahui
keadaannya selalu bergerak secara tidak teratur atau rambang. Gerak ini dapat
mengalami fluktuasi yang sangat cepat dan menyebabkan jarum penunjuk yang
sangat halus seperti pada mikrogalvanometer terganggu karena tumbukan dengan
molekul udara.
b.
Fluktuasi Tegangan Listrik
Tegangan listrik PLN atau sumber
tegangan lain seperti aki dan baterai selalu mengalami perubahan kecil yang
tidak teratur dan cepat sehingga menghasilkan data pengukuran besaran listrik
yang tidak konsisten.
c.
Landasan yang Bergetar
Getaran pada landasan tempat alat
berada dapat berakibat pembacaan skala yang berbeda, terutama alat yang
sensitif terhadap gerak. Alat seperti seismograf butuh tempat yang stabil dan
tidak bergetar. Jika lkitasannya bergetar, maka akan berpengaruh pada
penunjukkan skala pada saat terjadi gempa bumi.
d.
Bising
Bising merupakan gangguan yang
selalu kita jumpai pada alat elektronik. Gangguan ini dapat berupa fluktuasi
yang cepat pada tegangan akibat dari komponen alat bersuhu.
e.
Radiasi Latar Belakang
Radiasi gelombang elektromagnetik
dari kosmos (luar angkasa) dapat mengganggu pembacaan dan menganggu operasional
alat. Misalnya, ponsel tidak boleh digunakan di SPBU dan pesawat karena bisa
mengganggu alat ukur dalam SPBU atau pesawat. Gangguan ini dikarenakan
gelombang elektromagnetik pada telepon seluler dapat mengasilkan gelombang
radiasi yang mengacaukan alat ukur pada SPBU atau pesawat.
Adanya banyak faktor yang menyebabkan kemungkinan
terjadinya kesalahan dalam suatu pengukuran, menjadikan kita tidak mungkin
mendapatkan hasil pengukuran yang tepat benar. Oleh karena itu, kita harus
menuliskan ketidakpastiannya setiap kali melaporkan hasil dari suatu
pengukuran. Untuk menyatakan hasil ketidakpastian suatu pengukuran dapat
menggunakan cara penulisan x = (xo ± Δx),
dengan x merupakan nilai pendekatan hasil pengukuran terhadap nilai
benar, xo merupakan nilai hasil pengukuran, dan Δx merupakan
ketidakpastiannya (angka taksiran ketidakpastian).
3.
Jelaskan
pengertian istilah :
a.
Ketidakpastian
sistematik
b.
Ketidak
pastian acak/rambang
c.
Nilai
skala terkecil
d.
Skala
utama
e.
Skala
nonius
f.
Precision
g.
Sentivitas
h.
Accurancy
Jawab :
a. Ketidakpastian
sistematik bersumber dari alat ukur yang digunakan atau kondisi yang menyertai
saat pengukuran. Bila sumber ketidakpastian adalah alat ukur, maka setiap alat
ukur tersebut digunakan akan memproduksi ketidakpastian yang sama.
b. Ketidakpastian acak bersumber dari adanya fluktuasi-fluktuasi
halus pada saat melakukan pengukuran. Ketidakpastian ini dapat disebabkan karena
adanya gerak brown molekul udara, fluktuasi tegangan listrik, lkitasan
bergetar, bising, dan radiasi.
c. Nilai
Skala Terkecil ( NST ) adalah nilai terkecil dari hasil pengukuran yang masih
dapat dibaca dengan alat ukur tersebut.
d. Pada
jangka sorong : skala utama terletak pada rahang tetap yang berupa skala dalam
cm dan mm.
Pada mikrometer sekrup : skala utama mempunyai skala
mm dan 0,5 mm.
e. Pada
jangka sorong : skala nonius terletak pada rahang geser yang terdapat 10 skala
yang panjangnya 9 mm.
Pada mikrometer sekrup : skala nonius mempunyai 50
skala dengan laju putar 0,5 mm/putaran.
f. Precision/ketepatan : tingkat
kesamaan di dalam sekelompok pengukuran atau sejumlah instrumen.
g. Sensitivitas
: perbandingan antara sinyal output; respon intrumen terhadap perubahan input
atau variabel yang diukur.
h. Accurancy /
Ketelitian : tingkat kesesuaian suatu hasil pengukuran terhadap harga yang
sebenarnya.
4.
Jelaskan
jenis-jenis kesalahan sistematik yang terjadi pada pengukuran!
Jawab : Jenis-jenis kesalahan
sistematik yang terjadi pada pengukuran yaitu :
a.
Kesalahan Kalibrasi
Kesalahan kalibrasi terjadi karena
pemberian nilai skala pada saat pembuatan atau kalibrasi (standarisasi) tidak
tepat. Hal ini mengakibatkan pembacaan hasil pengukuran menjadi lebih besar
atau lebih kecil dari nilai sebenarnya. Kesalahan ini dapat diatasi dengan
mengkalibrasi ulang alat menggunakan alat yang telah terstandarisasi.
b.
Kesalahan Titik Nol
Kesalahan titik nol terjadi karena
titik nol skala pada alat yang digunakan tidak tepat berhimpit dengan jarum
penunjuk atau jarum penunjuk yang tidak bisa kembali tepat pada skala nol.
Akibatnya, hasil pengukuran dapat mengalami penambahan atau pengurangan sesuai
dengan selisih dari skala nol semestinya. Kesalahan titik nol dapat diatasi
dengan melakukan koreksi pada penulisan hasil pengukuran.
c.
Kesalahan Komponen Alat
Kerusakan pada alat jelas sangat
berpengaruh pada pembacaan alat ukur. Misalnya, pada neraca pegas. Jika pegas
yang digunakan sudah lama dan aus, maka akan berpengaruh pada pengurangan
konstanta pegas. Hal ini menjadikan jarum atau skala penunjuk tidak tepat pada
angka nol yang membuat skala berikutnya bergeser.
d.
Kesalahan Paralaks
Kesalahan paralaks terjadi bila ada
jarak antara jarum penunjuk dengan garis-garis skala dan posisi mata pengamat
tidak tegak lurus dengan jarum.
5.
Sebutkan
kesalahan yang termasuk dalam ketidakpastian ramban/acak!
Jawab : Kesalahan yang
termasuk dalam ketidakpastian ramban/acak yaitu, gerak brown molekul udara,
fluktuasi tegangan listrik, lkitasan bergetar, bising, dan radiasi.
6. Klasifikasikan alat-alat ukur
besaran fisika beserta fungsinya masing-masing?
Jawab :
Jawab :
A.
Macam-Macam Alat Ukur Dalam
Fisika
1)
Amperemeter / Ampere Meter
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur
kuat arus listrik. Umumnya alat ini dipakai oleh teknisi elektronik dalam alat
multi tester listrik yang disebut avometer gabungan dari fungsi amperemeter,
voltmeter dan ohmmeter.
Amper meter
dapat dibuat atas susunan mikroamperemeter dan shunt yang berfungsi untuk
deteksi arca pada rangkaian baik arus yang kecil, sedangkan untuk arus
yang besar ditambah dengan hambatan shunt.
2)
Voltmeter / Volt Meter
Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi
untuk mengukur tegangan listrik. Dengan ditambah alat multiplier akan
dapat meningkatkan kemampuan pengukuran alat voltmeter berkali-kali lipat.
3)
Ohmmeter / Ohm Meter
Ohm meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur
hambatan listrik yang merupakan suatu daya yang mampu menahan aliran
listrik pada konduktor.Alat tersebut menggunakan galvanometer untuk melihat
besarnya arus listrik yang kemudian dikalibrasi ke satuan ohm
4)
Termometer
pengukur
suhu, baik suhu udara maupun suhu air. Satuan yang digunakan adalah celcius.
5)
Jangka Sorong
Jangka sorong adalah suatu alat ukur panjang
yang dapat dipergunakan amok mengukur panjang suatu benda
denganketelitian hingga 0,1 mm. keuntungan penggunaan jangka sorong adalah
dapat dipergunakan amok mengukur diameter sebuah kelereng,
diameter dalam sebuah tabung atau cincin, maupun kedalam sebuah
tabung. Kegunaan jangka sorong adalah:
–
Untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara
diapit;
–
Untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya
berupa lubang(pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur;
–
Untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu
benda dengan
cara”menancapkan/menusukkan” bagian pengukur. Bagian pengukur tidak terlihat
pada gambar karena berada di sisi pemegang
6)
Lux Meter
Alat ukur cahaya (lux meter) adalah alat yang
digunakan amok mengukur besarnya intensitas cahaya di suatu tempat.
Besarnya intensitas cahaya ini perlu Untuk diketahui karena pada dasarnya
manusia juga memerlukan penerangan yang cukup.Untuk mengetahui besarnya
intensitas cahaya ini maka diperlukan sebuah sensor yang cukup peka
dan linier terhadap cahaya. Sehingga cahaya yang diterima oleh
sensor dapat diukur dan ditampilkan pada sebuah tampilan digital.
7)
Barometer
Barometer merupakan alat pengukur tekanan dalam satuan MB.
Barometer ada dua jenis yaitu barometer raksa dan barometer aneroid.
Tetapi kegunaan mereka tetap sama yaitu mengukur tekanan udara.
B.
Alat Ukur Besaran
Fisika
Fisika tidak bisa dilepaskan dari proses pengukuran
berbagai besaran fisika dan alat ukur yang
digunakan dalam fisika sedikit berbeda dengan alat ukur yang
digunakandalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan dalam fisika
membutuhkan tingkat ketelitian yang sangat tinggi.
Berikut adalah beberapa alat ukur yang digunakan dalam proses pengukuran
besaran fisika.
1)
Alat ukur panjang
Alat ukur panjang terdiri dari
beberapa jenis seperti
meteran lipat (pita), mistar, jangka sorong, dan mikrometer dan masing-masing mempunyai tingkatketelitian
yang berbeda.
·
Mistar
–
Untuk mengukur benda yang panjangnya
kurang dari 50 cm atau 100 cm.
–
Tingkat ketelitiannya 0,5 mm ( ‘/s x 1 cm)
–
Satuan yang tercantum dalam mistar adalah cm, mm,
serta inchi.Untuk mendapatkan basil pengukuran yang
tepat, maka sudut pengamatan harus tegak lotus dengan obyek dan
mistar.
·
Meteran Pita
Digunakan untuk mengukur suatu obyek yang tidak bisa
dilakukan dengan mistar, misalnya karena ukurannya terlalu panjang
atau bentuknya tidak lurus. Mempunyai tingkat ketelitian sampai dengan 1 mm.
·
Mikrometer Sekrup
–
Gunakan untuk mengetahui ukuran panjang yang sangat
kecil
–
Mempunyai tingkat ketelitian sampai dengan 0,01 mm
2)
Alat Ukur Massa
·
Neraca Pasar, yaitu neraca yang biasa digunakan
di pasar-pasar tradisional. Cara pemakaian neraca ini yaitu dengan meletakkan
benda yang akan ditimbang di bagian yang berbentuk mirip baskom, lalu di bagian
sebelahnya yang datar diletakkan bandul neraca yang hampir seimbang dengan
bobot benda, selanjutnya lengan neraca akan bergerak dan hasil pengukuran dapat
diketahui.
·
Neraca Dua Lengan, yaitu neraca yang biasanya
terdapat di laboratorium. Cara pemakaian neraca ini hampir sama dengan cara
pemakaian neraca pasar, bedanya bandul neraca yang terdapat pada neraca pasar
dapat digantikan dengan barang lain.
·
Neraca Tiga Lengan, yaitu neraca yang juga biasanya
terdapat di laboratorium. Cara pemakaian neraca ini yaitu dengan cara menggeser
ketiga penunjuk ke sisi paling kiri (skalanya menjadi nol), kemudian letakkan
benda yang akan diukur pada bagian kiri yang terdapat tempat untuk benda yang
akan diukur, lalu geser ketiga penunjuk ke kanan hingga muncul keseimbangan,
dan hasil pengukuran dapat diketahui.
3) Alat Ukur
Besaran Waktu
Alat yang digunakan untuk mengukur
waktu biasanya adalah jam atau arloji. Satuan waktu dalam satuan
internasional adalah sekon atau detik Jam ada dua jenis, yaitu jam mekanis dan jam
digital. Jarum jam mekanis digerakkan oleh gerigi mekanis, sedangkan jam
digital berdasarkan banyaknya getaran yang dilakukan oleh sebuah kristal kuarsa
. Jam akan bekerja sepanjang sumber energinya masih ada. Ketelitian jam adalah
1 sekon. Kelemahan jam mekanis maupun digital adalah selalu bergerak sehingga
sulit dibaca dengan teliti.
Sedangkan untuk mengukur selang
waktu yang lebih singkat menggunakan stopwatch dengan tingkat ketelitian 0,01
sekon.
7. Bagaimana cara menentukan nilai skala terkecil (NST)
suatu alat ukur yang memiliki skala nonius?
Jawab : Tentukan dulu skala
noniusnya kemudian dikalikan dengan 1/2
karena NST itu skala terkecil, skala terkecil itu nonius.
karena NST itu skala terkecil, skala terkecil itu nonius.
Δx
= ½NST
dengan
hasil pengukuran dituliskan sebagai
X
= x ± Δx
Ok
BalasHapus