Blue Snowflake

Rabu, 09 September 2015

7 UPAYA PEMBUNUHAN BUNG KARNO

Spotlite Sejarah Dunia : 7 Upaya Pembunuhan Bung Karno

Banyak catatan sejarah yang menyebutkan tentang upaya pembunuhan yang dilakukan terhadap pemimpin negara. Misalnya saja presiden John F. Kennedy atau Abraham Lincoln yang nyawanya harus tewas ditangan pembunuh.Presiden pertama Indonesia, Sukarno pun juga mengalami beberapa upaya pembunuhan. Namun Bung karno selalu lolos dari berbagai upaya pembunuhan.
Berapa kali jumlah upaya pembunuhan Bung Karno tidak diketahui pasti. Putrinya, Megawati Sukarnoputri menyebut 23 kali upaya pembunuhan. Sedangkan menurut Sudarto Danusubroto, ajudan presiden di masa-masa akhir kekuasaan Sukarno, mengatakan ada 7 kali percobaan pembunuhan terhadap Sukarno. Jumlah ini pernah diamini oleh eks Wakil Komandan Tjakrabirawa, Kolonel Maulwi Saelan. Berikut 7 daftar percobaan pembunuhan terhadap Presiden Sukarno :
1. Granat Cikini
30 November 1957. Presiden Sukarno datang ke Perguruan Cikini (Percik), tempat bersekolah putra-putrinya, dalam rangka perayaan ulang tahun ke-15 Percik. Granat tiba-tiba meledak di tengah pesta penyambutan presiden. Sembilan orang tewas, 100 orang terluka, termasuk pengawal presiden. Sukarno sendiri beserta putra-putrinya selamat. Tiga orang ditangkap akibat kejadian tersebut. Mereka perantauan dari Bima yang dituduh sebagai antek teror gerakan DI/TII.
2. Penembakan Istana Presiden oleh Pilot Daniel Maukar
9 Maret 1960. Tepat siang bolong Istana presiden dihentakkan oleh ledakan yang berasal dari tembakan kanon 23 mm pesawat Mig-17 yang dipiloti Daniel Maukar. Maukar adalah Letnan AU yang telah dipengaruhi Permesta. Kanon yang dijatuhkan Maukar menghantam pilar dan salah satunya jatuh tak jauh dari meja kerja Sukarno. Untunglah Sukarno tak ada di situ. Sukarno tengah memimpin rapat di gedung sebelah Istana Presiden. (Maukar sendiri membantah ia mencoba membunuh Sukarno. Aksinya hanya sekadar peringatan. Sebelum menembak Istana Presiden, dia sudah memastikan tak melihat bendera kuning dikibarkan di Istana tanda presiden ada di Istana). Aksi ini membuat 'Tiger', call sign Maukar, harus mendekam di bui selama 8 tahun.
3. Pencegatan Rajamandala
April 1960. Perdana Menteri Uni Soviet saat itu, Nikita Kruschev mengadakan kunjungan kenegaraan ke Indonesia. Dia menyempatkan diri mengunjungi Bandung, Yogya dan Bali. Presiden Sukarno menyertainya dalam perjalanan ke Jawa Barat. Tatkala, sampai di Jembatan Rajamandala, ternyata sekelompok anggota DI/TII melakukan penghadangan. Beruntung pasukan pengawal presiden sigap meloloskan kedua pemimpin dunia tersebut.
4. Granat Makassar
7 Januari 1962. Presiden Sukarno tengah berada di Makassar. Malam itu, ia akan menghadiri acara di Gedung Olahraga Mattoangin (sekarang stadion Andi Matalatta). Ketika itulah, saat melewati jalan Cendrawasih, seseorang melemparkan granat. Granat itu meleset, jatuh mengenai mobil lain. Sukarno selamat. Pelakunya Serma Marcus Latuperissa dan Ida Bagus Surya Tenaya divonis hukuman mati.
5. Penembakan Idul Adha
14 Mei 1962. Kejadian ini terjadi bertepatan pada hari raya Idul Adha di dalam lapangan rumput Istana Merdeka dan Istana Negara. Pelakunya adalah H. Bachrum. Bachrum sangat senang ketika berhasil mendapatkan posisi duduk pada saf depan dalam barisan jemaah salat Idul Adha di Masjid Baiturahim. Begitu melihat Soekarno, dia mencabut pistol yang tersembunyi di balik jasnya, moncong lalu diarahkan ke tubuh Sukarno. Dalam sepersekian detik ketika tersadar, arah pun melenceng, dan peluru meleset dari tubuh Sukarno, menyerempet Ketua DPR GR K.H. Zainul Arifin. Haji Bachrum divonis hukuman mati, namun kemudian dia mendapatkan grasi.
6. Penembakan Mortir Kahar Muzakar
1960-an. Presiden Soekarno dalam kunjungan kerja ke Sulawesi. Saat berada dalam perjalanan keluar dari Lapangan Terbang Mandai, sebuah peluru mortir ditembakkan anak buah Kahar Muzakkar. Arahnya kendaraan Bung Karno, tetapi ternyata meleset jauh. Soekarno sekali lagi, selamat.
7. Granat Cimanggis
Desember 1964. Presiden Sukarno dalam perjalanan dari Bogor menuju Jakarta. Rombongannya membentuk konvoi kendaraan. Dalam laju kendaraan yang perlahan, mata Sukarno sempat bersirobok dengan seorang lelaki tak dikenal di pinggir jalan. Perasaan Sukarno kurang nyaman. Benar saja, lelaki itu melemparkan sebuah granat ke arah mobil presiden. Beruntung, jarak pelemparannya sudah di luar jangkauan mobil yang melaju. Sukarno pun selamat.





Sumber 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar